-

Menyadari Tatanan Baru Dari Permainan Struktur

Davina Stephens yang banyak bekerja antar lintas budaya lewat berbagai negara yang pernah dikunjungi maupun menetap untuk sekian lama, cukup untuk memunculkan berbagai prasangka mengenai metode kerja yang dilakukannya.

Apakah Davina bekerja dengan menggabungkan kerja antropolog dengan kerja seorang seniman perupa? Apakah Davina sedang melakukan eksperimen budaya lewat dirinya sendiri untuk mendapatkan “posisi personal” dari permainan “politik jarak” dengan memasukkan dirinya langsung dalam berbagai pergaulan antar budaya?

Inti dari prasangka ini cukup penting untuk seorang seniman memahami politik identitas lewat perbandingan dan pengalaman langsung dengan perbedaan budaya satu dengan budaya lain yang pernah dimasukinya.

Sebagian pengamat melihat karya-karya Davina bersinggungan dengan pop art, neoguration, atau naïve art. Singgungan ini tidak lagi signi kan untuk melihat karya-karyamya, karena kini adalah era dimana begitu banyak seniman yang menjadikan berbagai aliran sebagai lalu-lintas medan kreatifnya.

Cara Davina yang menggunakan berbagai materi, media maupun teknik, memang membuatnya seperti melakukan familiarisasi dengan berbagai aliran besar dalam sejarah seni rupa.

Yang cukup signi kan dari kerja visualnya adalah bagaimana Davina melakukan “permainan struktur” dari budaya lain yang sebelumnya asing dan mungkin juga eksotis baginya, dibandingkan dengan budaya ruang yang pernah membentuk.

Terutama dalam kaitan ruang profan dan ruang sakral yang memiliki perbedaan cukup signi kan antara Barat dan Timur.

Struktur dari bagaimana tradisi Bali membentuk budaya ruang misalnya, yang sering disebut sebagai “non-perpektif” atau “repetitif” (sebagaimana mantra yang umumnya digunakan untuk terjadinya konsentrasi enerji atau ekstase dan transenden), tampak mewarnai karya-karya Davina dalam pensiasatan ruang maupun karakter bentuk.

Karyanya seperti bersinggungan dengan seni kontemporer ketika Davina juga menggunakan teknik cetak dan lukisan, memainkan komposisi antara bidang datar dan tekstur.

Hubungan Davina dengan India, seperti usaha untuk mengenali lebih jauh inti dari permainan struktur ini lewat tradisi Hindu.

Apa yang dilakukan Davina ini menjadi penting apabila ditempatkan dalam konteks kekhawatiran kita terhadap krisis identitas maupun kon ik identitas dari globalisasi.

Permainan struktur dalam dunia visual, bisa kita letakkan sebagai salah satu bentuk penataan baru atas kesadaran kita yang memang sudah terpecah oleh berbagai bentuk media komunikasi dan teknologi.

Ikon-ikon tradisi dan desa, begitu saja ikut membuat tatanan baru bersama dengan ikon-ikon kota.

Pertemuan ini pada kebanyakan karya-karya Davina tidak diposisikan sebagai kon ik, melainkan sebagai tatanan baru sambil seakan-akan menyampaikan pesan bahwa kita tidak bisa selamanya terjebak den- gan cara memisahkan antara yang modern dengan yang tradisi, maupun antara yang kota dengan yang desa.

Sebab pertemuan itu berlangsung secara aktif dan terus-menerus. Dan kita tidak mungkin terus melihat pertemuan itu sebagai “kecelakaan peradaban”.

Afrizal Malna (O House Lab Curator)